Ads (728x90)

z



Minggu, 25 November 2012
Mazmur 86
Judul: Model doa seorang hamba
Sebuah buku tafsiran Mazmur mengomentari mazmur ini, "tidak termasuk karya puisi yang besar" karena pengungkapannya banyak kemiripan dengan mazmur lain. Penafsir lain menambahkan bahwa mazmur ini banyak mengutip Taurat! Dengan kata lain, mazmur ini kurang orisinal. Bahkan penafsir pertama menambahkan, struktur mazmur ini pun kurang terpadu.

Namun keindahan dan kedalaman mazmur ini justru terletak dari kesatuan yang dapat diamati sejak permulaan sampai akhir, yaitu permohonan demi permohonan mengalir tak henti kepada Tuhan (1-4, 6, 11, 16, 17). Ditambah sapaan pemazmur menggunakan kata Tuhan (Ibr. Adonai, yang berarti tuan, pemilik; 3-5, 8-9, 12, 15). Bedakan dengan penggunaan nama pribadi TUHAN (Ibr. YHWH; 1, 6, 11, 17). Serta, sapaan bagi diri sendiri sebagai hamba-Mu (4, 16) dan hamba-Mu perempuan (16) menunjukkan relasi hamba-tuan yang disadari oleh pemazmur.

Alasan-alasan bagi permintaan yang bertubi-tubi pun mengajar kita tentang iman dan penyerahan diri kepada Tuhan yang begitu dalam. Ayat 1-2 "...sebab aku sengsara dan miskin ...sebab aku orang yang Kaukasihi..." Ayat 3-4 "...sebab kepada-Mulah aku berseru ...sebab kepada-Mulah ...kuangkat jiwaku..." Ayat 5, 10, 13 "...sebab Engkau ...baik dan suka mengampuni dan...", "Sebab Engkau besar dan ...melakukan...", "sebab kasih setia-Mu besar..."

Mazmur ini justru agung karena bukan hanya mengarahkan kita kepada Tuhan sebagai sandaran hidup, tetapi dengan memakai banyak bagian mazmur lain, pemazmur menyatakan penghargaannya pada tradisi iman umat Tuhan di masa lampau. Kiranya, kita belajar menikmati doa pemazmur ini dengan belajar menempatkan diri kita sebagai hamba pada posisi yang tepat di hadapan TUAN kita. Kita belajar bersama dengan umat Tuhan masa lampau menaikkan doa-doa kita dalam kesatuan iman.

Post a Comment