Ads (728x90)

z


Selasa, 13 November 2012

Ayub 12:1-14:22

Judul: Menghadap Hakim yang Agung
Mendengar penuturan Zofar, sahabatnya yang ketiga, Ayub kemudian berbicara. Bagi Ayub, sesungguhnya mereka tidak sebijak yang mereka kira. Perkataan mereka hanya berisi hal-hal yang bersifat umum belaka (12:3; bdk. Ayb. 5:9-10; 8:13-19; 11:7-9). Dirinya pun mengetahui semua itu.


Dasar pemikiran Elifas, Bildad, dan Zofar mengenai penderitaan dan dosa juga tidak selalu sesuai dengan fakta yang terdapat dalam kehidupan manusia. Karena bisa juga terjadi bahwa orang jahatlah yang menikmati kehidupan yang senang (12:6). Secara sarkastik, Ayub menambahkan bahwa hewan-hewan saja tahu jika Tuhan pun mengirimkan bencana (12:7-9). Sementara para pemimpin bangsa bisa digelapkan pikirannya oleh Allah (12:24-25). Sebab itu manusia hanya dapat memahami rancangan Allah oleh penyataan khusus dari Allah sendiri. Maka Ayub mengingatkan sahabat-sahabatnya agar berhati-hati dalam membela Tuhan yang belum tentu mereka pahami, karena Tuhan sendiri akan marah dan membalas kejahatan mereka (12:2; 13:2-12).

Oleh karena sahabat-sahabat Ayub tidak dapat memecahkan masalahnya, Ayub meminta Allah untuk berbicara kepadanya (13:3). Seperti seorang pengacara yang baik, Ayub telah menyiapkan pembelaannya (13:18a) dan ia yakin bahwa ia bisa memenangkan perkaranya (13:18b) meskipun ia tahu bahwa bisa saja Allah membinasakan dia. Namun Ayub memohon kiranya Tuhan memberi jawaban atau keputusan atas persoalan yang mereka perdebatkan (13:20-28). Ayub merindukan kesempatan untuk berdiri di hadapan Allah (14:14-15) dan saat itu dosa-dosanya tidak diperhitungkan (14:16-17).

Menghadapi berbagai pendapat manusia tentang diri kita memang dapat memusingkan diri kita sendiri. Semuanya akan berdiri bagai hakim yang hanya bisa menuding kita. Namun berhadapan dengan Hakim Agung yang Maha Adil itu, kita akan beroleh kasih karunia dan pengampunan. Maka datang kepada-Nya adalah satu-satunya jalan terbaik, bila kita diresahkan oleh dunia ini.

Post a Comment