Ads (728x90)

z


Selasa, 20 November 2012

Amos 3:9-15

Judul: Penghukuman Tuhan
Nabi Habakuk pernah bergumul dengan keadilan Tuhan, ketika tahu bahwa Allah akan menghukum Yehuda dengan menggunakan bangsa Kasdim. Bagi Habakuk, walau mengakui bahwa bangsa Yehuda juga layak dihukum, bangsa Kasdim jauh lebih jahat. Adilkah Allah menghukum Yehuda seolah-olah kejahatan mereka sama berat dengan bangsa nonYahudi?

Mungkin pertanyaan yang mirip ada di pendengar nubuat Amos. Pantaskah Israel dihukum seukuran bangsa-bangsa di sekeliling Israel, termasuk Yehuda yang dianggap lebih jahat? Justru, Israel menunjukkan kejahatan yang setara dengan bangsa-bangsa itu. Maka, Amos memanggil Asyur dan Mesir untuk menjadi saksi kejahatan Israel (9). Apa yang terjadi di Israel bukan hanya bisa dibandingkan dengan yang terjadi di bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, malah melampaui mereka. Bangsa-bangsa itu berbuat dosa karena ketidaktahuan akan kehendak Allah. Sesuatu yang dapat ‘dimaklumi’ walaupun tetap tidak dapat dibenarkan. Namun, kalau Israel disebut "tidak tahu berbuat jujur, " bukankah itu keterlaluan? Bukankah mereka mengklaim diri umat Allah? Bagaimana mungkin di tengah mereka ada kekacauan besar, pemerasan (9), kekerasan dan aniaya (10)? Apalagi melakukan dosa dengan kesalehan lahiriah, yaitu bersandar pada ritual-ritual palsu di Betel (14). Maka, penghukuman atas Israel melalui tangan musuh adalah sesuatu yang pantas mereka terima. Mereka akan dihancurkan. Gambaran yang diberikan Amos memang mengerikan, mereka hanya akan tersisa seperti sisa-sisa santapan seekor singa (12).

Kalau orang yang tidak ke gereja melakukan korupsi, berzina, dll., kita bisa ‘maklumi.’ Mereka tidak mengenal Tuhan sejati yang kudus dan yang menuntut umat-Nya sempurna. Mereka memang ‘hamba dosa’ (Yoh. 8:34). Namun, kalau kita yang mengaku pengikut Kristus melakukan dosa serupa malah lebih jahat lagi, apakah kita pantas mengaku murid Tuhan? Bukankah Tuhan dipermalukan oleh tingkah kita yang sok saleh dengan ritual mingguan kita, padahal Senin-Sabtu kita bagai penjahat-penjahat?

Post a Comment