Ads (728x90)

z


Minggu, 11 November 2012
Mazmur 84
edisi Minggu, 11 November 2012 (11)
Mazmur 84
Judul: Rindu dekat dengan Tuhan
Bulan Juli yang lalu, saya melayani di Manado. Di gereja tempat saya memimpin ibadah, terlihat beberapa burung gereja beterbangan di balkon. Memang tepat, burung-burung itu disebut burung gereja. Mereka merasa nyaman bersarang pada lubang-lubang angin dinding gereja.

Pada bagian pertama (2-5), pemazmur menggambarkan kerinduannya untuk berada di rumah Tuhan dengan memakai ilustrasi burung pipit dan burung layang-layang yang bersarang bahkan pada mezbah-mezbahnya (4). Begitu rindunya pemazmur sehingga di satu sisi ia merasa jiwa hancur, di sisi lain hati dan daging bersorak-sorai. Perasaan yang paradoks ini ditutup dengan pernyataan berbahagia bagi orang yang hidup di rumah Tuhan (5).

Bagian kedua (6-8), pemazmur beralih dari kerinduan berada di rumah Tuhan pada perjalanan ziarah ke rumah Tuhan. Orang yang bertekad untuk ke rumah Tuhan, akan mampu menghadapi segala hadangan untuk sampai ke sana. Kemampuan mereka adalah anugerah Tuhan.

Maka, di tengah mazmur ini muncul permohonan agar Tuhan mendengar dan menjawab kerinduan hatinya (9-10). Mazmur ini ditutup dengan mengulangi lagi kerinduan yang sudah dikobarkan di bagian pembuka (11-13), yaitu terus menerus dalam persekutuan intim dengan Tuhan Perbandingan satu hari dengan seribu hari mau mengatakan bahwa kedekatan dengan Tuhan melebihi segala-galanya yang bisa didapatkan dari dunia ini.

Apakah mazmur ini menyatakan kerinduan kita kepada Tuhan, yang selama ini kita tidak temukan? Sudah pasti bukan karena Tuhan jauh atau menjauh dari kita. Lebih tepat, kita sendiri yang menjauh dan membiarkan diri kita didekati, dirayu, bahkan didekap oleh dunia ini. Yang lebih celaka adalah kalau kita tidak merasa rindu kepada Tuhan karena kita sedang menikmati cumbu rayu dunia ini. Jangan-jangan kita memang bukan anak Tuhan!

Post a Comment