Ads (728x90)

z

Jumaat, 14 Desember 2012
Yoel 3:1-8
Judul: Pemulihan yang berkeadilan
Kekejian, kekejaman, dan berbagai bentuk kekerasan telah meninggalkan luka-luka sejarah di antara umat manusia yang tak terhitung lagi jumlahnya. Sejarah Israel/Yehuda sendiri, baik dulu maupun kini, adalah saksi nyata dari realitas ini. Dalam hubungan-hubungan yang destruktif itu, kelemahan satu bangsa dianggap sebagai kesempatan bagi bangsa lain. Malah bencana yang menimpa satu bangsa tidak jarang disambut dengan sorak sukacita oleh bangsa lainnya.

Suasana seperti inilah yang kita baca dalam nas hari ini. Boleh jadi muncul pertanyaan, "Apa sangkut paut antara serangan belalang dan bangsa-bangsa lain yang memusuhi Israel?" Pertanyaan dalam Yoel 2:17 "Di mana Allah mereka?" memperlihatkan kaitannya. Kekalahan, kehancuran, dan bencana yang melanda bangsa Yehuda tidak pernah dilihat hanya sebagai peristiwa manusiawi. Di balik seluruh peristiwa sejarah, umat meyakini Tuhan sebagai pemegang dan penentu sejarah dunia ini. Tuhan yang adil menuntut tegaknya hukum berdasarkan perjanjian-Nya dengan umat-Nya, sehingga bencana dan prahara kerap dilihat sebagai hukuman yang pantas bagi pemberontakan manusia kepada Tuhan (bdk. Ul 28:37-38).

Akan tetapi, kebengisan musuh-musuh Israel atau Yehuda tidak dibiarkan Tuhan tanpa hukuman yang adil pula atas mereka. Ketika kejahatan perang berarti terinjaknya harkat dan martabat manusia, Tuhan yang adil menuntut keadilan atas kebiadaban mereka. Sebagai contoh nyata, anak lelaki dan perempuan kerap dijual sebagai budak nafsu atau menjadi korban pemerkosaan (3; bdk. Rat 5:11). Atau warga sipil yang tak bersenjata ikut menjadi korban kebiadaban. Pada masa kini kejahatan perang seperti itu tentulah menjadi sasaran pengadilan HAM (Hak Asasi Manusia) internasional. Jadi, ketika kekerasan mereka dibalikkan kepada mereka sendiri (7-8), Tuhan bertindak bukan saja karena hubungan-Nya yang istimewa dengan umat-Nya, melainkan karena tuntutan keadilan-Nya atas perbuatan manusia yang biadab. Nyata bahwa Tuhan tidak pernah tinggal diam atas ketidakadilan.

Post a Comment