Ads (728x90)

z


Selasa, 11 Desember 2012
Yoel 2:12-17
Judul: Koyakkanlah hatimu!
Kita sudah melihat gambaran yang diberikan Nabi Yoel tentang hari TUHAN dan skala pemusnahan yang diperlihatkan mengenai hukuman yang akan menimpa bangsa-bangsa, termasuk Israel. Sebagaimana belalang melahap habis semuanya, demikianlah kelak akan dilenyapkan semua yang melawan Tuhan. Semua ini disampaikan oleh Yoel kepada umat Tuhan sebagai peringatan.

Di bagian awal kitab Yoel, umat diminta untuk meratap, berkabung, dan berpuasa (1:5, 8, 13-14). Hal serupa masih diulangi dalam bacaan kita hari ini (12, 15-17). Namun, kita segera menyimak dimensi yang lebih mendalam lagi dari seruan ini. Yang terpenting bukanlah mengoyakkan pakaian sebagai tanda dukacita, tetapi mengoyakkan hati (13)!

Puasa, ratapan, dan ungkapan penyesalan lainnya harus sejalan dengan perubahan hati. "Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu!", firman Tuhan (12). Tidak diketahui persis dosa atau pelanggaran apa yang mendorong seruan ini. Walau tidak disebut secara spesifik, tentu umat telah menyimpang dari jalan Tuhan dan menuruti jalan mereka sendiri. Bagi para nabi, "dosa" berarti membelakangi Tuhan! Namun, di balik bencana yang mengerikan, mereka dipanggil untuk "kembali" (Ibr.: syuv). Pertobatan bukan hanya soal memperbaiki kelakuan, melainkan terutama soal perubahan haluan yang berakar dari sikap batin. Apa yang menjadi dasar untuk perubahan ini? Tak lain dari sifat Tuhan sendiri: "Pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia" (13). Inilah keyakinan yang dipegang teguh dalam seluruh Alkitab Ibrani (Kel 24:6; Mzm 86:15, 103:8; Yun 4:2). Keadilan Tuhan terkadang ditegakkan lewat penghukuman, tetapi kasih dan kemurahan Tuhan selalu memanggil umat-Nya untuk kembali kepada-Nya.

Kita dapat belajar banyak dari pemberitaan Yoel hari ini. Doa, puasa, dan segala kegiatan agama yang kasat mata, mudah menjadi topeng bagi pembenaran diri kalau tidak disertai perubahan batin yang berbalik kepada Tuhan. Bukankah perubahan mendasar ini diperlukan untuk mereformasi negeri ini?

Post a Comment